Teks (Monograf)
Kenapa kita rela tertinggal ? : ketika keimanan butuh pembuktian dan usaha kebangkitan menjadi kewajiban, apa yang seharusnya dilakukan ?
Sejarah mencatat, kaum muslimin pernah dominan di sepenggal masa. Itulah saat peradaban manusia berkembang pesat, kedamaian menjadi panglima dan kebajikan mendunia. Kala itu, umat Islam membawa obor penerangan. Semua hal indah itu kini tinggal kenangan. Lihatlah bagaimana nasib umat Islam sekarang. Betapa tertinggalnya dari umat lain. Pada saat ini protret suram kondisi umat muslim membuat hati kita teriris-iris. Bukannya berkontribusi positif terhadap peradaban, kebanyakan kita justru memubazirkan energi, pikiran dan waktu untuk memperuncing masalah-masalah khilafiah. Umat Islam terpecah belah yang akhirnya menjadikan mereka semakin lemah. Kemiskinan, pengangguran, pendidikan, masalah kesehatan, dan hal-hal sejenis lainnya minim mendapatkan perhatian. Hal-hal penting dalam tubuh umat yang seharusnya diprioritaskan, terabaikan. Hendaknya kita mengaca pada umat muslim terdahulu yang berkontribusi mati-matian demi kemanusiaan. Tidak terlalu membeda-bedakan “ini perkara dunia” dan “itu prkara akhirat’, karena semua aktivitas bisa menjadi perantara untuk menggapai keridhaan-Nya. Mereka memberi cahaya kepada dunia dengan keimanan dan usaha nyata. Kita harus mampu mengimplementasi ajaran agama di segala bidang, baik yang bersifat ilmiah maupun amaliah. Berpikiran kreatif dan inovatif haruslah diusahakan. juga mencerdaskan serta memperbaiki cara pandang kita terhadap kehidupan.
21S0021 | SR 297.96 IRJ k C.1 | (Rak 200) | Available |
No other version available